Jadi, gimana ceritanya?
Ayo, gelar tikar dulu, siapin pisang goreng ama kopi. Siap?
Malam itu, saya mendapat email dari akun YOUCAN. ia semacam organisasi atau entah apa ya yg kerjaannya bikin acara ke luar negeri gitu. Di email itu ada poster yg isinya promosi program pertukaran budaya ke Singapura. Nama programnya Asean Youth Cultural Exposure (AYCE). Sesaat setelah membaca, imajinasi saya kembali liar. Membayangkan gimana rasanya ada di luar negeri, kalau ke luar negeri berarti naik pesawat dong, asik yaa. Saya juga membayangkan betapa indahnya singapura, krn di poster ada patung singa yg belakangan saya tau namanya merlion. Saat itu juga saya memutuskan saya mau ikut. Saat itu juga saya ngga tau uangnya dpt dari mana. Wkwkwk. Namanya juga pengen, boleh dong ehehehe
Entah kenapa, saya begitu yakin mau ikut programnya, meski ngga tau bayarnya gimana. Apa yg begitu membuat saya tertarik ke luar negeri adalah, pertama saya ingin merasakan gimana sih hidup bersama orang2 yg tidak sebahasa dg kita. Menurut saya itu hal yg sangat menarik, krn klo kita disini, ngomong inggrisnya masih ragu, masih merasa boleh salah, masih bs berbahasa indonesia, masih setengah-setengah, tapi kalo kita di luar negeri, mau ngga mau, bisa ngga bisa, ya kita harus 100% pakai english dong, krn lawan bicara kita ngga akan ngerti kalo kita pakai bhs indonesia. Bagi saya itu tantangan yg mempesona.
Selain perbedaan bahasa, perbedaan budaya juga menjadi alasan kuat saya ingin ke luar negeri. Budaya tak melulu tentang kesenian ya. Saya sangat tertarik dan ingin melihat langsung budaya antri mereka, budaya ontime, cara berkomunikasi dg org, cara memperlakukan org lain. Dan saya dengar sejak dulu bahwa Singapura terkenal buersih. Saya ingin buktikan seberapa bersih singapura π
Oke, setelah saya baca email, saya langsung kasih tau ke sahabat saya, ewol. Saya ajak dia, mau ngga klo kita ikutan acara ini bareng, saya membayangkan ke luar negeri bareng sahabat, lebih membahagiakan dr pd pergi sendiri, kan? Sahabat saya terlihat ragu. Dan benar. Ia merespon dg pertanyaan, uangnya dpt dr mana? Jengjengg... Hmmm... Saya jawab dg senyum ππ nanti pasti Allah kasih jalan. Sahabat saya balas dg senyum kecut π
π
Ternyata saya serius dg keinginan saya. Ini yg membawa saya juga serius memikirkan dapat dr mana uang buat bayar ya, mana ngajak anak orang lagi. Biaya per orgnya sekitar 4,5 juta. Itu belum tiket pesawat. Kalo ditotal, untuk bisa ikut beserta akomodasi transportasi, totalnya buat 2 org mencapai 12juta. What? 12 juta ke Singapura? Yaaa bahkan saya belum pernah tau wujud uang 12 juta sebanyak dan seperti apa. Apa saya menyerah???
No, tidak ada kata menyerah dalam hidup saya, asik π
Hmm.. Saya bolak balik logika saya. Saya manfaatkan betul otak saya. Gimana cari jalan keluarnya. Dan saya ingat, ada kakak tingkat (kating) di asrama yg pernah sharing ke saya tntg perjuangannya ke Malaysia, termasuk perjuangan mencari dana.
This! Sering-sering lah ngobrol atau diskusi dg teman, senior, ataupun junior kita. Kita ngga akan pernah tau, dari percakapan itu ada yg bs bermanfaat di hidup kita/ hidup org lain, meski ngga sekarang, barangkali suatu saat nanti π
Saya datengi kating saya, saya tanyakan lagi secara detail bagaimana proses mencari dana, mulai permohonan dana di kampus, ke lembaga pemerintah atau swasta, tempat minjem uang dsb smpai akhirnya saya tutup dg minta proposal hehe sbg gambaran bagaimana proposal mencari dana itu.
Apa ini disebut mengemis? No. Lalu?
Hampir setiap kampus memiliki anggaran bagi mahasiswanya untuk kegiatan akademis baik di dlm negeri ataupun luar negeri, pun dg lembaga pemerintah ataupun swasta yg juga punya anggaran pendidikan ataupun melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). Nah dana-dana itu bisa tersalurkan salah satunya ketika ada pihak misalnya mahasiswa yg mengajukan permohonan dana, asal kepentingannya jelas, rincian anggaran bisa dipertanggungjawabkan, maka bisa dan sah-sah saja kita menggunakan dana ini. Begitu teman . . .
Lanjut yaa,
Oke kita berdua langsung gercep menyusun rencana dan strategi. Mulai merencanakan pengajuan proposal ke kampus (melalui rektorat dan fakultas), ke pemerintah (melalui pemkot surabaya dan pemprov jatim), ke swasta (melalui perusahaan, ataupun lembaga pengelola dana).
Nah yang kadang bikin ciut semangat para mahasiswa adalah, kita dikasih deadline pembayaran DP yang singkat, pdhl keberangkatan masih lama. Ini juga yg jd permasalahan kita. Kita diharuskan bayar dp 2,5 jt/org artinya kita berdua harus setor 5 jt di awal. Hmm, mental saya mulai nyiut juga, pun dg sahabat saya. Dapat dr mana uang 5jt nya. Bahkan klo kita kumpulin uang jajan kita bulan ini dan bulan depan juga ngga akan cukup wkwkw.
Kita tak gentar menghadapi kesulitan ini. Kita putuskan untuk pinjam uang dulu ke orang lain juga saudara kita. Di sini kita mesti pintar meyakinkan dan melobi krn sulit mncari org yg percaya mahasiswa bisa ngembaliin utang 5 jt wkwk. Kita yakinkan bahwa uang mereka akan kembali jika dana sudah cair (meski kami pun juga tdk bs memastikan saat itu). Nekat banget ya? Memanggg.... Hidup memang perlu nekat cuy wkwk
Oke, kita mulai serius mencetak proposal, menentukan tujuan dsb, dan kita sudah memiliki prediksi jumlah uang yg berpotensi kita dptkan dr bbrapa sumber. Dan kita yakin uang yg kita peroleh cukup buat nutup kebutuhan kita.
Jadilah kita mengajukan permohonan dana ke rektorat, ke fakultas, ke pemkot surabaya, ke pemprov jatim, ke perusahaan swasta, ke lembaga pengelola dana dll. Alhamdulillah ada yg di awal memberi kepastian dana, yaitu rektorat dan fakultasπ
Btw, itu semua kita lakukan di sela-sela kesibukan kuliah dan organisasi. Susah ngga? Ya cukup susah, jd kita mesti menyisihkan waktu kita, krn ndak mudah ngurus birokrasi spt ini, makanya kita harus tanya ke yg berpengalaman, misal format proposal yg diminta spt apa, ttd siapa saja yg dibutuhkan, sop nya spti apa, birokrasi memang cukup rumit, ga bs asal-asalan, jd semangat ga boleh kendor. Bnyak yg menyerah atau malas ikut beginian krn ngga mau berurusan dg birokrasi. Tapi bagi yg telaten, insyaallah akan dapat buah manisnya π
Balik lagi ya, kita senang krn proposal kita dicc/disetujui, tapii masih ada masalah..
Apa tuh?
Ya, masalahnya tdk semua dana yg disetujui bisa cair di awal/ sebelum keberangkatan, sedangkan bbrp hari/minggu sebelum keberangkatan semua pembayaran harus dilunasi.
Saat deadline semakin dekat, uang kita belum cukup krn yg cair baru 1 juta. 1 juta? Ya, benar 1 juta. Krn sebagian yg diacc bisa cair setelah kita mengumpulkan laporan pertanggungjawaban (lpj) artinya setelah kegiatan selesai. Dan sebagian lagi belum ada kabar. Ya allah, susahnya. Apa kita menyerah? Tidak ada pilihan menyerah pd saat itu, krn dp 5 jt udh dibayar, dan itu uang orang wkwkwk. Jadi pilihan hanya satu, maju terus.
Kalian yakin akan dpt dana dan bisa bayar utang?
Yaaa, kita yakinnnn krn kita sudah berusaha dan kita minta bantuanNya. Jadi kami yakin, Dia akan bantu. Sekali lagi, krn kita yakin Dia akan bantu. Kita akui kita lelah secara fisik, mental, dan fikiran. Saya akui, ketika saya mengajak sahabat saya ikut serta, di saat itu saya sadar uang yg harus dibayarkan besarnya 2 kali lipat, begitu juga dg usaha saya. Tapi kenapa saya mengambil pilihan itu? Karna saya tau, dlm proses perjalanannya tdk akan mudah , saya butuh penyemangat. Ketika berhasil, saya ndak akan bahagia sendiri dan membiarkan sahabat saya melihat saya bahagia, tp saya memilih untuk bisa bahagia bersama. This is what we call as a friendship!
Dan, kami memutuskan pinjam uang lagi untuk melunasi pembayaran program. Alhamdulillah, ada yg percaya ke kita wkwkw. Oke masalah selesai (sementara). Ada masalah baru lagi. Kita butuh tiket pesawat. Kita harus segera beli krn semakin dekat dg hari H, tiket pesawat harganya semakin mahal, kan? Punya uang? Ya jelas engga. Dari mana uangnya? Sudah pasti pinjam lagi. Hmmm ngelus dodo rek..
Dan alhamdulillah lagi masih ada yg percaya dg kita, ehehe. Tiket pesawat pun terbeli. Alhamdulillah. Masalah selesai (sementara).
Masih ada lagi? Oh sabar, masih ada ehehe
H-7 keberangkatan, dana yg sudah diacc wktu itu masih 6 jt, dan yg sudah cair masih 1 jt. Estimasi total 12-13 jt, trgntung harga tiket pesawat. Dan syukur kita masih dpt harga tiket pesawat< 1jt sekali jalan. Pdhl kita udh pinjam duit 12 jt (9 jt buat program, sisanya tiket pesawat pp). Jd kita kurang uang brp? Ya, betul 6 jt. Dari mana uangnya?? Saya jawab, dari Tuhan uangnya. Pasti ada jalan, sabarrr....
Saat itu kita ada pada level pasrah sepasrah-pasrahnya. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, istilahnya klo org jawa bilang smpek notok jedok.
Teman, kadang pertolongan Tuhan datang di saat kita bener-bener merasa lemah tak berdaya di hadapan kebesaran kemampuan Tuhan.
Di hari itu, kita dapat telfon, dari pihak yg sangat kita tunggu telfonnya sejak lama. Puji syukur, rencana kita tepat sasaran. Kita dapat dana 5 jt dr pemerintah kota surabaya. Ya allah, masyaallah. Hmm.. Alhamdulillah, bisa ganti uang orang eheheh.
Eit, tp masih ada 1 jt lg. Uang orang juga ini. Wkwk. Kita masih kepikiran, tapi setidaknya kita bs bernafas lega, krn misal kita ngga dapat, kita udh berencana buat ngumpulin uang jajan kita sembari cari kerja wkwkwk.
Tahukah kalian, smpai hari H belum ada pihak yg memberi kabar persetujuan permohonan dana lagi. Kita semakin pasrah.
Dan lagi, di saat kita menyerahkan semuanya ke Tuhan, di saat itulah pertolonganNya datang.
Telfon berdering saat perjalanan menuju bandara juanda. Telfon dr nomer tak dikenal. Saya dan ewol saling lirik-lirikan sambil senyum, kita amat berhusnudzon bhwa ini nomer pihak yg kita ajukan dana.
"Halo, saya dr PT S**R ingin memberitahukan bahwa permohonan dana anda disetujui, dan kami hanya bisa membantu sebesar 1 juta rupiah untuk kegiatan yg anda ajukan".
Allahu akbar, jumlah yg pas dg jumlah hutang kita. You know this! Tuhan akan membalas proses kita, sekecil apapun itu.
Kita pulang kuliah naik motor berdua di bawah menyengatnya matahari surabaya yg panasnya udh terkenal seantero jawa. Kita motoran keliling surabaya di siang bolong , pulang-pulang udh sore, selama bbrpa hari Banyak tempat yg kita datangi, banyak pula yg tak memberi jawaban pasti. Hari itu, menjadi hari yg bersejarah buat kita berdua. Hari itu pertama kalinya kita berdua menginjakkan kaki di luar negeri bersama, dan untuk pertama kalinya saya tau ternyata awan tak menempel di langit ππ
Alhamdulillah, hutang pun lunas. Kita jd ke luar negeri bersama. Kita belajar banyak kpd negeri tetangga. Tentang kedisiplinan orangnya, tntg kebersihan dan kerapian tempatnya, tentang optimisme bapak lee kwuan yu dlm membangun singapura. Kita belajar budaya meritokrasi (siapa yg kerja keras dan punya skill, tak memandang usia, suku, ras, agama, sanak saudara atau bukan, ia pantas mendapat apresiasi atas usahanya), dan banyak hal lain yg membekas di hati dan hidup kita.
Marinya Sands Bay, Singapura |
Saya tekankan ke sahabat saya, bahwa kita berada di sini (Singapura) dg biaya masyarakat. Oleh karenanya, niatkan ini semua untuk kebaikan masyarakat. Caranya? Belajar sebanyak mungkin apa yg bisa kita pelajari di sini, bila kita belum bisa memberi sesuatu kepada masyarakat, paling tidak kita berbagi kebaikan dg berbuat baik kpd mereka.
Universal Studio, Singapura |
Hmmm..
Capek juga saya ngetik ini malem-malem.
Ini adalah sepenggal kisah hidup yg amat membekas di hati saya. Banyak kebaikan dan kebahagiaan yg saya peroleh, juga pelajaran hidup yg menjadi bekal untuk menghadapi episode-episode kehidupan selanjutnya.
Memang, ke singapura bisa menjadi hal biasa dan mudah bagi sebagian orang. Tapi bagi sebagian lainnya, ke singapura menjadi kisah perjalanan hidup yang penuh makna.
National University of Singapore (NUS) |
Sekian sharing saya kali ini..
Terimakasih banyak kpd pihak yg telah membantu dan menguatkan saya,
Terimakasih teman-teman telah membaca kisah ini,
Semoga ada nilai baik yg membekas di hatimu dan berguna di hidupmu,
Sampai jumpa di CoretanHam selanjutnyaaa ... π