Thursday, June 4, 2020

10 Hal yang Kalian Harus Tau tentang Ujian Semster di Bangku Perkuliahan

Hai teman, ketemu lagi nih ehhehe..

Oke, saya mau bahas sedikit tentang tipe- tipe soal ujian mahasiswa yaa..

Sebelumnya, kalau di sekolah mekanisme ujian hampir semuanya sama ya, biasanya sih dateng ke sekolah, tempat duduknya udh ditentuin sesuai nomor ujian, trus dikasih soal multiple choice sm essay, udah selesai. Sama ngga sih mekanisme ujian di  perkuliahan dg sekolah?

Jawabannya, tidak sepenuhnya sama. Ada beberapa perbedaan antara ujian di sekolah sm di perkuliahan. Coba perhatikan baiq-baiq yaa..

Disclaimer: Apa yg saya sampaikan adalah opini saya berdasarkan pengalaman kuliah saya. Jadi tidak bisa digeneralisir ya teman-teman. Bisa jadi di luar sana ada yg berbeda. Oke?


1. Tempat duduk

Kalau siswa punya nomor ujian, mahasiswa juga punya nomor ujian. Tempat duduknya pun juga ditempel nomor ujian, jadi kita duduk sesuai nomor. Biasanya sih masih urut presensi. Tapi, jarak antar tempat duduk diberi ruang kurang lebih 1 meter.


2. Syarat masuk kelas saat ujian

Di kampus saya ada hal wajib yang harus dibawa saat ujian, yaitu kartu tanda mahasiswa (ktm), atau kartu pelajar kalau di sekolah dan kartu rencana semester (krs). Apa tuh krs? Krs adalah lembaran yg berisi mata kuliah yang kita ambil selama satu semester, yang sudah dibubuhi ttd dosen wali. 

Kenapa ktm dan krs dibutuhkan saat ujian?

Ktm menunjukkan nomor induk mahasiswa (nim) dan foto mahasiswa. Jd ktm sebagai bukti bahwa peserta ujian betul-betul mahasiswa kampus tersebut. Di ktm juga ada foto mahasiswa. Jadi, selain fungsi yg telah saya sebutkan, ktm juga menjadi bukti bahwa orang yang datang mengerjakan adalah org yg sama dengan nama dan foto di ktm. Ini dilakukan untuk menghindari proses curang saat ujian (perjokian). Perjokian adalah proses di mana ada orang yang membayar orang lain untuk mengerjakan ujian yg seharusnya ia lakukan. Ini tindakan tidak baik ya teman, jd jangan ditiru 😊

Nah, kalau krs dibutuhkan sebagai bukti bahwa peserta ujian merupakan mahasiswa yang mengambil mata kuliah yg sedang diujikan yg telah diambil di awal semester dan disetujui dosen wali. Jadi, mahasiswa tidak bisa asal ikut ujian yg ada. Harus sesuai dg mata kuliah yg ada di lembar krs mereka.

Jadi jangan sampai ketinggalan ya ktm dan krsnya. Karena, pengawas pasti mengecek ktm dan krs kalian saat memberi presensi ujian. Kalau ndak bawa gmn? Opsinya ada 2. Ga bs ikut ujian, atau mahasiswa disuruh pulang ngambil 😅


3. Tipe-tipe soal ujian

Soal-soal ujian di perkuliahan bermacam-macam. 

a. multiple choice (pilihan ganda)

Ada yg 100% multiple choice. Jumlah soalnya biasanya 50-100 soal. Waktu mengerjakannya cukup singkat karena kita hanya perlu menyilang atau menebalkan lembar jawaban. Waktunya berkisar 60-100 menit aja. Nah karena hanya ada satu jawaban benar dalam soal multiplechoice, maka biasanya lembar jawaban dikoreksi menggunakan scanner, hampir semua dosen menggunakan scanner. Jadi yg perlu dicatat apabila soalnya multiple choice adalah, coretan (x atau penebalan) harus tebal, supaya terdeteksi mesin scanner. Dosen tidak pernah mewajibkan memakai pensil 2B. Pakai bolpoin juga bisa, asal tebal agar terbaca jawabannya saat dikoreksi mesin scanner.  

b. Essay

Ada yang 100% essay. Biasanya jumlah soal tipe ini tidak banyak. Maksimal 15 soal, itu udh banyak banget. Karena, model essay di perkuliahan biasanya lebih ke soal studi kasus yg mengutamakan nalar dr temen-temen. Jd dosen memberi sebuah contoh masalah tentang suatu topik, dan kita diminta untuk memberi solusi berdasarkan teori yg ada. Berbeda dg soal di sekolah yg biasanya soal essay lebih banyak menanyakan perihal teori.  Untuk tips soal essay, tulisan harus bisa terbaca dosen (ndak harus bagus), karena jika tdk terbaca, maka dianggap salah karena gimana dosen bisa ngerti kalau dibaca aja ngga bisa ? 😅

Jawaban jangan belepotan ngalor ngidul, yg penting to the point (bukan berarti ga boleh pnjang ya). Karena jawaban essay berbeda-beda, maka dosen akan mengoreksinya secara manual, begitu juga dg pmberian nilainya yg tidak mutlak sprti nilai multiple choice. Biasanya di lembar soal ujian, juga dicantumkan skor nilai maksimal yg bisa diperoleh. Misal no 1 skor 20, no 2 skor 30, begitu seterusnya. Jadi, tips lagi nih, usahakan untuk mendahulukan menjawab soal yg skornya tertinggi, untuk mengantisipasi waktu habis sebelum temen2 menyelesaikan semua soal. Terakhir, untuk model soal essay, usahakan jangan sampai ada jawabn kosong. Jawab sebisa mungkin, karena dosen akan menghargai kawaban temen2 meski hanya dikasih poin 2, lumayan kan? 😅

Jumlah soal essay juga bisa lo cuma 2 soal. Ha 2 soal yg bener? Iya, jumlah soalnya memang cuma 2, tapi jawabnnya bisa sampai 2 lembar bolak balik alias 4 halaman. Hahahaha

So, yg sabar kalo dapat soal 100% essay 😅😅

c. Gabungan

Ini kombinasi antara multiple choice dengan soal essay. Tapi, saya jarang menemui soal ini. Mungkin krn dosen harus dua kali mengoreksi ya. Kalaupun ada biasanya soal multiple choicenya ndak banyak, sekitar 20-25 soal. Sisanya 5-10 soal berupa essay. Yg mana yg perlu didahulukan?
Liat dulu skor maksimal untuk masing-masing tipe. Baru kita bisa memutuskan mana yg sekiranya perlu didahulukan.

4. Soal Take Home

Nah, ini yg kurang disukai banyak mahasiswa. Wkwk
Soal takehome adalah soal ujian yg dikerjakan di luar kelas. Bisa di kampus, atau di kos, bisa juga dikerjakan bareng sama temen-temen. Wih, enak dong?

Ets, sabar dulu.
Karena "enaknya" itu, makanya soal takehome biasanya lebih susah karena waktu yg diberikan juga biasanya lebih lama. Waktu mengerjakannya bisa smpe 3-7 hari lo, tergantung tingkat kesulitannya. Contoh penugasan ujian yg bersifat takehome adalah bikin makalah, paper, perencanaan, jurnal, dsb. Ada juga yg dibuat kelompok. Jadi, agak unik memang soal takehome ini.

Yg mesti diperhatikan adalah temen2 harus ontime saat mengumpulkan tugas takehome. Karena akibatnya bisa smpai fatal kalau tdk ontime, mulai pengurangan nilai sampai tugas dianggap tidak dikerjakan alias nilai ujian 0 😐

5. Praktik percontekan

Saat kuliah, praktik percontekan ruangnya sangat dipersempit. Mulai dr soal essay yg berupa studi kasus (jd tidak memungkinkan untuk nyontek), jarak tiap kursi +- 1 meter, waktu ujian yg sgt singkat sdgkan jwbannya sgt menguras tenaga jari 😅, boro-boro mau ngasih contekan, kerjaan sendiri aja belum kelar kan 😅, smpai hukuman yg berat bagi yg nyontek dan ngasih contekan. Hukumannya mulai dr pengurangan nilai, nilai ujian 0, bahkan ada lo yg kalo ketahuan ujian nyontek atau ngasih contekan otomatis ngga lulus mata kuliah tersebut. Jd memang sangat tegas peraturan saat ujian kampus. Apalagi kesadaran mahasiswa yg mungkin lebih besar bahwa mencontek sama sekali tidak bagus untuk perkembangan dirinya. 

6. Gelagat Pengawas

Saat ujian, biasanya ada 2-3 pengawas yg terdiri atas dosen dan staf. Kebanyakan, para pengawas sudah dibriefing agar tidak jalan-jalan saat ujian berlangsung ataupun ngobrol, karena bisa mengganggu konsentrasi mahasiswa. 
Ohiya,biasanya di awal dosen sudah memberi tahu konsekuensi jika mahasiswa ketauan melakukan praktik percontekan. Karena itulah, para staf lebih dimudahkan saat mengawasi ujian, tidak sprti saat di sekolah yg mungkin lbh bnyak praktik percontekan yg membuat pengawas ujian kerja ekstra mengawasi siswa.

7. Selesai, langsung kumpulkan.

Saat temen2 mhs udh slesai jawab soal, mereka diperbolehkan langsung mengumpulkan jawaban dan meninggalkan ruangan ujian. Berbeda dg ujian sekolah yg kebanyakan mengharuskan siswanya mengumpulkan jawaban setelah menunggu wktu ujian selesai.

8. Jangan telat mengumpulkan jawaban

Sebagian dosen sangat tegas dg tidak menerima jawaban mahasiswa jika dosen telah meninggalkan ruangan. Tidak ada toleransi. Jadi, ketika waktu habis meskipun kalian sedikit lagi selesai, jangan diteruskan, langsung kumpulkan, dr pd jawabn kalian ngga diterima dan nilai 0 kan? 😊

9. Pastikan ruangan dan waktu ujian sesuai jadwal.

Banyak sekali mahasiswa yg lalai dalam kasus ini sehingga harus merelakan mata kuliah mereka 😅 
Kebanyakan lupa jadwal, jd kalian ingat dan catat kapan wktu ujian, di ruang apa, biar ngga ketiduran  waktunya ujian 😅. Memang, ada sebagian dosen yang mentolerir, tapi kebanyakan sih engga ya karena salah kita sendiri. 

10. Telat masuk ruangan

Beberapa dosen tidak masalah ketika ada mahasiswa yang telat  datang  saat ujian. Konsekuensinya, ya mahasiswa mengerjakan ujian dg sisa waktu yg ada. Ada juga dosen yang memberlakukan peraturan bahwa mahasiswa yg telat tidak boleh masuk. Itu artinya mhs tersebut tdk bisa ujian. Itu juga artinya nilainya 0. Jadi, pastikan kalian tau model dosen kalian sprti apa, caranya? Tanya dong ke kakak tingkat (kating) 😊

Udah, gitu aja ya,
Semoga ada nilai yang menetap di hatimu, dan berguna di hidupmu 😊

Sampai jumpa di coretanham berikutnya.. 😊

#CoretanHam
#Let'sInspire

No comments:

Post a Comment